Contoh kegiatan yang sudah ditangani oleh koperasi jenis KUD antara lain : simpanan pinjaman, peternakan sapi, pemerahan susu, Warung serba ada, Pelayanan listrik, Saprotan dan Saprodi untuk para petani, Melayani kebutuhan para nelayan, penjualan hasil produksi para anggota dan sebagainya.
Koperasi di Indonesia sering kita jumpai di mana-mana seperi koperasi perusahaan anggotanya sebagian besar karyawan sedangkan kalau di wilayah perdesaan anggotanya petani, nelayan, pedagang kecil dan di lingkungan sekolah anggotany siswa dan guru sama seperti di kampus anggotanya dosen dan mahasiswa. Maka Koperasi Indonesia harus sebagai alat perjuangan rakyat untuk mewujudkan Demokrasi Ekonomi, berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia, sebagai soko guru ekonomi nasional Indonesia yang menjamin kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia, suatu gerakan rakyat.
Agar dapat berkembang maka koperasi harus beroprasi dengan efesien, inovatif dengan adanya kepemimpinan. Kekuasaan tinggi pada koperasi terletak pada rapat anggota, anggota koperasi juga pemilik koperasi yang mempunyai hak suara, di mana dalam RAT hak suara masing-masing diperhatikan. Manajemen koprasi adalah bagi mana mengatur koperasi agar dapat mencapai tujuan, Manajemen koperasi merupakan kesatuan dari tiga pihak yaitu anggota, pengurus, dan pengelola (manajer dan karyawan koperasi). Untuk meningkatkan kualitas koperasi diperlukan keterikatan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari para anggota.
Secara umum penjualan bagi koperasi,terutama yang bergerak di bidang perdagangan atau yang memproduksi jenis barang tertentu merupakan kunci keberhasilan untuk maju. Jika koperasi di Indonesia dinilai belum maju, maka salah satu penyebabnya adalah belum lancarnya pemasaran. Beberapa faktor yang menjadi penyebab tertinggalnya badan usaha koperasi di bandingkan perusahaan lainnya, dapat di lihat dari aspek pemasarannya,seperti :
1. Biaya pengolahan input relative tinggi sedangkan harga penjualan output kurang memadai.
2. Kualitas barang yang di hasilkan (produksi) masih kurang baik sehingga para pelanggan banyak yang kurang puas.
3. Barang hasil produksi kurang dikenal karena belum banyak di promosikan.
4. Lokasi tempat penjualan kurang strategis, jauh dari tempat pembeli, dan angkutan dari tempat tersebut sulit untuk dicapai sehinggga menimbulkan rasa enggan bagi para pembeli.
5. Lemahnya permodalan dalam membiayai pemasaran yang lebih luas dan intensif.